PANDUAN MENGGAPAI LAILATUL QODAR
Muqadimah Sesudah
disyariatkannya ibadah shaum, dan agar umat Islam dapat merealisasikan nilai
taqwa, Allah SWT melengkapi nikmat-Nya dengan memberikan adanya “Lailat al
qodr”. Allah berfirman : ” Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada ”
Lailat al qodr”. Tahukah kalian apakah ” Lailat al qodr” ?. Itulah malam yang
lebih utama dari pada seribu bulan” (QS. Al Qodr : 1-3)
Keutamaan Lailat al Qodr
Ayat yang dikutip di atas
jelas menunjukkan nilai utama dari ” Lailat al qodr”. Mengomentari ayat di atas
Anas bin Malik ra menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan keutamaan disitu
adalah bahwa amal ibadah seperti shalat, tilawah al-Qur’an, dan dzikir serta
amal sosial (seperti shodaqoh dana zakat), yang dilakukan pada malam itu lebih
baik dibandingkan amal serupa selama seribu bulan (tentu di luar malam lailat
al qodr sendiri). Dalam riwayat lain Anas bin Malik juga menyampaikan
keterangan Rasulullah SAW bahwa sesungguhnya Allah mengkaruniakan ” Lailat al
qodr” untuk umatku, dan tidak memberikannya kepada umat-umat sebelumnya.
Sementara berkenaan
dengan ayat 4 surat al qodr, Abdullah bin Abbas ra menyampaikan sabda
Rasulullah bahwa pada saat terjadinya lailat al qodr, para malaikat turun
kebumi menghampiri hamba-hamba Allah yang sedang qiyam al lail, atau melakukan
dzikir, para malaikat mengucapkan salam kepada mereka. Pada malam itu
pintu-pintu langit dibuka, dan Allah menerima taubat dari para hambaNya yang
bertaubat. Dalam riwayat Abu Hurairah ra, seperti dilaporkan oleh Bukhori,
Muslim dan al Baihaqi, Rasulullah SAW juga pernah menyampaikan , “barangsiapa
melakukan qiyam ( shalat malam) pada lailat al qodr, atas dasar iman serta
semata-mata mencari keridloan Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang
pernah dilakukannya”. Demikian banyaknya keutamaan lailat al qodr, sehingga
Ibnu Abi Syaibah pernah menyampaikan ungkapan al Hasan al Bashri, katanya : ”
Saya tidak pernah tahu adanya hari atau malam yang lebih utama dari malam yang
lainnya, kecuali ‘ Lailat al qodr’, karena lailat al qodr lebih utama dari
(amalan) seribu bulan”.
Hukum “Menggapai” Lailat
al Qodr.
Memperhatikan pada arahan
(taujih) Rasulullah SAW, serta contoh yang beliau tampilkan dalam upaya
“menggapai” lailat al qodr, dalam hal ini misalnya Umar pernah menyampaikan
sabda Rasulullah SAW : ” Barangsiapa mencari lailat al qodr, hendaknya ia
mencarinya pada malam kedua puluh tujuh” (HR. Ahmad). Maka para ulama’
berkesimpulan bahwa berupaya menggapai lailat al qodr hukumnya sunnah. IV.
Kapankah terjadinya Lailat al Qodr Sesuai dengan firman Allah pada awal surat Al Qodr, serta pada ayat 185 surat Al Baqoroh, dan hadits Rasulullah SAW.
Maka para ulama’ bersepakat bahwa ” Lailat al qodr” terjadi pada malam bulan
Ramadhan. Bahkan seperti diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Abu Dzar, dan Abu
Hurairah, lailat al qodr bukannya sekali terjadi pada masa Rasulullah SAW saja,
malainkan ia terus berlangsung pada setiap bulan Ramadhan untuk mashlahat umat
Muhammad, sampai terjadinya hari qiyamat. Adapun tentang penentuan kapan persis
terjadinya lailat al qodr, para ulama berbeda pendapat disebabkan beragamnya
informasi hadits Rasulullah, serta pemahaman para shahabat tentang hal
tersebut.
Sebagaimana tersebut
dibawah ini :
1.. Lailat al qodr
terjadi pada malam 17 Ramadhan, malam diturunkannya Al Qur’an. Hal ini
disampaikan oleh Zaid bin Arqom, dan Abdullah bin Zubair ra. (HR. Ibnu Abi
Syaibah, Baihaqi dan Bukhori dalam tarikh).
2.. Lailat al qodr
terjadi pada malam-malam ganjil disepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Diriwayatkan oleh Aisyah dari sabda Rasululah SAW: “Carilah lailat al qodr pada
malam-malam ganjil disepuluh hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhori, Muslim
dan Baihaqi)
3.. Lailat al qodr
terjadi pada malam tanggal 21 Ramadhan, berdasarkan hadits riwayat Abi Said al
Khudri yang dilaporkan oleh Bukhori dan Muslim.
4.. Lailat al qodr
terjadi pada malam tanggal 23 bulan Ramadhan, berdasarkan hadits riwayat
Abdullah bin Unais al Juhany, seperti dilaporkan oleh Bukhori dan Muslim.
5.. Lailat al qodr
terjadi pada malam tanggal 27 bulan Ramadhan, berdasarkan hadits riwayat Ibnu
Umar, seperti dikutip oleh Ahmad. Dan seperti diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Syaibah, bahwa Umar bin al Khoththob, Hudzaifah serta sekumpulan besar
shahabat, yakin bahwa lailat al qodr terjadi pada malam 27 bulan Ramadhan.
Rasulullah SAW seperti diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, juga pernah menyampaikan
kepada shahabat yang telah tua dan lemah tak mampu qiyam berlama-lama dan
meminta nasehat kepada beliau kapan ia bisa mendapatkan lailat al qodr, Rasulullah
SAW kemudian menasehati agar ia mencarinya pada malam ke 27 bulan Ramadhan (HR.
Thabroni dan Baihaqi).
6.. Seperti
difahami dari riwayat Ibnu Umar dan Abi Bakrah yang dilaporkan oleh Bukhori dan
Muslim, terjadinya lailat al qodr mungkin berpindah-pindah pada malam-malam
ganjil sepanjang sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sesuai dengan informasi
terakhir ini, dan karena langka dan pentingnya lailat al qodr, maka selayaknya
setiap muslim berupaya selalu mendapatkan lailat al qodr pada sepanjang sepuluh
hari terakhir bulan Ramadhan.
Tanda-tanda terjadinya
Lailat al qodr
Seperti diriwayatkan Oleh
Imam Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi, bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda: ” Pada saat terjadinya lailat al qodr itu, malam terasa jernih,
terang, tenang, cuaca sejuk tidak terasa panas tidak juga dingin. Dan pada pagi
harinya matahari terbit dengan jernih terang benderang tanpa tertutup sesuatu
awan”.
Apa yang perlu dilakukan
pada lailat al qodr dan agar dapat menggapai lailat al qodr
1.. Lebih bersungguh-sungguh
dalam menjalankan semua bentuk ibadah pada hari-hari Ramadhan, menjauhkan diri
dari semua hal yang dapat mengurangi keseriusan beribadah pada hari-hari itu.
Dalam peribadatan ini juga dengan mengikutsertakan keluarga. Hal itulah yang
dahulu dicontohkan Rasulullah SAW.
2.. Melakukan
i’tikaf dengan berupaya sekuat tenaga. Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah
SAW.
3.. Melakukan
qiyamu al lail berjama’ah, sampai dengan rekaat terakhir yang dilakukan imam,
sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dzar ra.
4.. Memperbanyak
do’a memohon ampunan dan keselamatan kepada Allah dengan lafal : “Allahumma
innaka ‘afuwun tuhibul afwa fa’fu ‘anni”. Hal inilah yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW kepada Aisyah ra ketika beliau bertanya : ‘ wahai Rasulullah,
bila aku ketahui kedatangan lailat al qodr, apa yang mesti aku ucapkan”? (HR.
Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Menggapai ” Lailat al
qodr” bagi Muslimah
Sebagaimana tersirat dari
dialog Rasulullah SAW dengan Aisyah, istri beliau itu, maka mudah disimpulkan
bahwa kaum muslimah-pun disyari’atkan dan diperbolehkan menggapai lailat al
qodr . Dengan melakukan maksimalisasi ibadah yang memang diperbolehkan untuk
dilakukan seorang muslimah. VIII. Khotimah Demikian panduan ringkas ini,
mudah-mudahan pada bulan Ramadhan tahun ini Allah memperkenankan kita meraih ”
Lailat al qodr”, malam yang utama dari 1000 bulan alias 83 tahun itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar