Keajaiban Sedekah
(Ust. Yusuf
Mansyur)
Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan
dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa
mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah sekian fadilah sedekah
yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.
Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita banyak
betul dosanya. Dosa-dosa kita
mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah.
Kesalahan-kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap
manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita
buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan
bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar
kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau
bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain. kepada yang mau peduli dan
berbagi.
Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi
pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih
sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin
diperhatikan.
Insya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan segala apa
yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang melihat, Saudara yang
membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya, saya mempersilahkan membagi
kepada sebanyak-banyaknya keluarga, kawan dan sahabat Saudara.
Barangkali ada kebaikan bersama yang bisa diambil. Di website ini pula, Saudara
akan bisa mengambil petikan hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang
berkaitan dengan sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya.
Di pembahasan-pembahasan tentang sedekah, saya akan banyak mendorong diri saya
dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan
fadilah-fadilah/keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai kepada Ihsan,
Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis, adalah untuk memotivasi
supaya tumbuh keringanan dalam berbagi, kemauan dalam bersedekah. Sebab biar
bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan
sebuah amal. Kepada Allah juga semuanya berpulang.
Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan pintu
ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat
"mukhlishiina lahuddien", derajat orang-orang yang mengikhlaskan diri
kepada Allah.
Matematika Dasar Sedekah
Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?
10 – 1 = 19
Pertambahan ya? Bukan pengurangan?
Kenapa matematikanya begitu?
Matematika pengurangan darimana?
Koq ketika dikurangi, hasilnya malah lebih besar?
Kenapa bukan 10-1 = 9?
Inilah kiranya matematika sedekah. Dimana ketika kita memberi dari apa yang
kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih banyak lagi. Matematika
sedekah di atas, matematika sederhana yang diambil dari QS. 6: 160, dimana
Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik.
Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang sepuluh itu,
maka hasil akhirnya, bukan 9. Melainkan 19. Sebab yang satu yang kita keluarkan, dikembalikan Allah
sepuluh kali lipat.
Hasil akhir, atau jumlah akhir, bagi mereka yang mau bersedekah, tentu akan
lebih banyak lagi, tergantung Kehendak Allah. Sebab Allah juga menjanjikan
balasan berkali-kali lipat lebih dari sekedar sepuluh kali lipat. Dalam QS. 2:
261, Allah menjanjikan 700x lipat.
Tinggallah kita yang kemudian membuka mata, bahwa pengembalian Allah itu
bentuknya apa? Bukalah mata
hati, dan kembangkan ke-husnudzdzanan, atau positif thinking ke Allah. Bahwa
Allah pasti membalas dengan balasan yang pas buat kita.
Memberi Lebih Banyak, Menuai
Lebih Banyak
Kita sudah belajar matematika dasar sedekah, dimana setiap kita bersedekah
Allah menjanjikan minimal pengembalian sepuluh kali lipat (walaupun ada di ayat
lain yg Allah menyatakan akan membayar 2x lipat). Atas dasar ini pula, kita
coba bermain-main dengan matematika sedekah yang mengagumkan. Bahwa semakin
banyak kita bersedekah, ternyata betul Allah akan semakin banyak juga
memberikan gantinya, memberikan pengambalian dari-Nya.
Coba lihat ilustrasi matematika berikut ini:
Pada pembahasan yang lalu, kita belajar:
10 - 1 = 19
Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:
10 - 2= 28
10 - 3= 37
10 - 4= 46
10 - 5= 55
10 - 6= 64
10 - 7= 73
10 - 8= 82
10 - 9= 91
10 - 10= 100
Menarik bukan? Lihat hasil akhirnya? Semakin banyak dan semakin banyak. Sekali
lagi, semakin banyak bersedekah, semakin banyak penggantian dari Allah.
Mudah-mudahan Allah senantiasa memudahkan kita untuk bersedekah, meringankan
langkah untuk bersedekah, dan membuat balasan Allah tidak terhalang sebab dosa
dan kesalahan kita.
Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan
dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa
mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah sekian fadilah sedekah
yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.
Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita banyak
betul dosanya. Dosa-dosa kita
mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah.
Kesalahan-kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap
manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita
buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan
bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar
kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau
bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain. kepada yang mau peduli dan
berbagi.
Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi
pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih
sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin
diperhatikan.
Insya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan segala apa
yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang melihat, Saudara yang
membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya, saya mempersilahkan membagi
kepada sebanyak-banyaknya keluarga, kawan dan sahabat Saudara.
Barangkali ada kebaikan bersama yang bisa diambil. Di website ini pula, Saudara
akan bisa mengambil petikan hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang
berkaitan dengan sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya.
Di pembahasan-pembahasan tentang sedekah, saya akan banyak mendorong diri saya
dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan
fadilah-fadilah/keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai kepada Ihsan,
Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis, adalah untuk memotivasi
supaya tumbuh keringanan dalam berbagi, kemauan dalam bersedekah. Sebab biar
bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan
sebuah amal.
Kepada Allah juga semuanya berpulang.
Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan
pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat
"mukhlishiina lahuddien", derajat orang-orang yang mengikhlaskan diri
kepada Allah.
2.5 % Tidaklah Cukup
Saudaraku, barangkali sekarang ini zamannya minimalis. Sehingga ke sedekah juga
hitung-hitungannya jadi minimalis. Angka yang biasa diangkat, 2,5%. Kita akan
coba ilustrasikan, dengan perkalian sepuluh kali lipat, bahwa sedekah minimalis
itu tidak punya pengaruh yang signifikan.
Contoh berikut ini, adalah contoh seorang karyawan yang punya gaji 1jt. Dia
punya pengeluaran rutin sebesar 2jt. Kemudian dia bersedekah 2,5% dari
penghasilan yang 1jt itu. Maka kita dapat perhitungannya sebagai berikut:
Sedekah: Sebesar 2,5%
2,5% dari 1.000.000 = 25.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 25.000 = 975.000
Tapi kita belajar, bahwa 975.000
bukan hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan
sebanyak sepuluh kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal
mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
975.000 + 250.000 = 1.225.000
Lihat, "hasil akhir" dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1jt,
"hanya" jadi Rp. 1.225.000,-. Masih jauh dari pengeluaran dia yang
sebesar Rp. 2jt. Boleh dibilang secara bercanda, bahwa jika dia sedekahnya
"hanya" 2,5%, dia masih akan keringetan untuk mencari sisa 775.000
untuk menutupi kebutuhannya.
Coba Jajal Sedekah 10 %
Saudara sudah belajar, bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Ketika diterapkan
dalam kasus seorang karyawan yang memiliki gaji 1jt dan pengeluarannya 2jt,
maka dia hanya mendapatkan pertambahan 250rb, yang merupakan perkalian sedekah
2,5% dari 1jt, dikalikan sepuluh.
Sehingga "skor" akhir, pendapatan dia hanya berubah menjadi Rp.
1.225.000. Masih cukup jauh dari kebutuhan dia yang
2jt.
Sekarang kita coba terapkan ilustrasi berbeda. Ilustrasi sedekah 10%.
Sedekah: Sebesar 10%
10% dari 1.000.000 = 100.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 100.000 = 900.000
Kita lihat, memang kurangnya semakin banyak, dibandingkan dengan kita bersedekah
2,5%. Tapi kita belajar, bahwa 900.000 itu bukanlah hasil akhir. Allah
akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali
lipat, atau dikembalikan sebesar 1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan
rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
900.000 + 1.000.000 = 1.900.000
Dengan perhitungan ini, dia "berhasil" mengubah penghasilannya,
menjadi mendekati angka pengeluaran yang 2jt nya. Dia cukup butuh 100rb
tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkan.
2.5 % Itu Cukup, Kalau ...
Setiap perbuatan, pasti ada balasannya. Dan satu hal yang saya kagumi dari
matematika Allah, bahwa Spiritual Values, ternyatab selalu punya keterkaitan
dengan Economic Values. Kita akan bahas pelan-pelan sisi ini, sampe kepada
pemahaman yang mengagumkan tentang kebenaran janji Allah tentang perbuatan baik
dan perbuatan buruk.
Kita sedang membicarakan bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Mestinya,
begitu saya ajukan dalam tulisan terdahulu, sedekah kita, haruslah minimal 10%.
Dengan bersedekah 10%, insya Allah kebutuhan-kebutuhan kita, yang memang kita
hidup di dunia pasti punya kebutuhan, akan tercukupi.
Dari ilustrasi di dua tulisan terdahulu, saya memaparkan bahwa ketika seorang
karyawan bersedekah 2,5% dari gajinya yang 1jt, maka "pertambahannya"
menjadi Rp. 1.225.000. Yakni didapat dari Rp. 975.000, sebagai uang tercatat
setelah dipotong sedekah, ditambah dengan pengembalian sepuluh kali lipat dari
Allah dari 2,5% nya. Bila sedekah 2,5% ini yang dia tempuh, sedangkan dia punya
pengeluaran 2jt, maka kekurangannya teramat jauh. Dia masih butuh Rp.
775.000,-. Maka kemudian saya mengajukan agar kita bersedekah jangan 2,5%, tapi
lebihkan. Misalnya 10%.
Saudaraku, ada pernyataan menarik dari guru-guru sedekah, bahwa katanya,
sedekah kita yang 2,5% itu sebenarnya tetap akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan
kita, di dunia ini, maupun kebutuhan yang lebih hebat lagi di akhirat, kalau
kita bagus dalam amaliyah lain selain sedekah. Misalnya, bagus dalam
mengerjakan shalat. Shalat dilakukan selalu berjamaah. Shalat dilakukan dengan
menambah sunnah-sunnahnya; qabliyah ba'diyah, hajat, dhuha, tahajjud. Bagus
juga dalam hubungan dengan orang tua, dengan keluarga, dengan tetangga, dengan
kawan sekerja, kawan usaha. Terus,
kita punya maksiat sedikit, keburukan sedikit. Bila ini yang terjadi, maka
insya Allah, cukuplah kita akan segala hajat kita. Allah akan menambah poin
demi poin dari apa yang kita lakukan.
Hanya sayangnya, kita-kita ini justru orang yang sedikit beramal, dan banyak
maksiatnya. Jadilah kita orang-orang yang merugi. Skor akhir yang sebenernya
sudah bertambah, dengan sedekah 2,5% itu, malah harus melorot, harus tekor,
sebab kita tidak menjaga diri. Perbuatan buruk kita, memakan perbuatan baik
kita.
Tambahi terus amaliyah kita, dan kurangi terus maksiat kita.
KEISTIMEWAAN SEDEKAH
Segala puji (hanya) bagi Allah, kita memuji-Nya baik dalam keadaan senang
maupun susah. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah
shallallahu’alaihi wasalla, seorang yang pernah mengalami sakit dan tertimpa
cobaan. Shalawat dan salam juga semoga tercurah bagi keluarga dan sahabat
beliau yang penyabar lagi ridha terhadap taqdir Allah subhanahu wata’ala.
Pada era ini berbagai penyakit semakin menyebar dan bermacam-macam. Bahkan
beberapa penyakit tidak bisa ditangani oleh dokter dan tidak ditemukan obatnya,
seperti kanker dan semisalnya, meskipun sebenarnya obat penyakit tersebut ada.
Allah subhanahu wata’ala tidak menciptakan suatu penyakit, melainkan ada
obatnya. Namun obat tersebut belum diketahui, karena suatu hikmah tertentu yang
dikehendaki oleh Allah subhanahu wata’ala.
Mungkin penyebab utama banyaknya penyakit adalah timbulnya kemaksiatan dan
menceritakan maksiat yang telah diperbuat pada orang lain. Oleh karena itu penyakit
tersebut menyebar di tengah masyarakat dan mencelakakan mereka. Allah subhanahu
wata’ala berfirman, artinya, "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu,
adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri." (Q.S asy-Syura:
30)
Di antara penyakit tersebut ada yang berupa ujian dari Allah yang ditimpahkan
kepada hamba-Nya di dunia hamba tersebut merasakan penuh dengan musibah dan
kesedihan, penuh dengan penyakit dan bahaya.
Ketika saya melihat orang sakit bergulat dengan rasa sakitnya dan menyaksikan
orang yang membutuhkan pertolongan dengan menahan rasa perihnya, mereka telah
mengetuk semua pintu dan melakukan semua sebab, namun mereka tidak menemukan
pintu (hidayah) Allah subhanahu wata’ala dan sebab yang dapat menyembuhkan
penyakitnya. maka saya tergerak menulis untuk semua orang yang sedang sakit,
agar rasa dukanya lenyap, kesedihan, dan penyakitnya dapat terobati.
Wahai orang sakit yang kepayahan, orang yang gelisah lagi kecewa, orang yang
tertimpa ujian lagi sabar! Semoga keselamatan selalu tercurah kepadamu,
sebanyak kesedihan yang menimpamu. Keselamatan selalu tercurah padamu, sebanyak
duka nestapa, dan rintihan yang keluar dari bibirmu.
Penyakitmu telah memutuskan hubunganmu dengan manusia, menggantikan kesehatanmu
dengan penderitaan. Orang lain tertawa, sedangkan engkau menangis. Sakitmu
tidak pernah reda, tidurmu tidak nyenyak, engkau berharap kesembuhan walau
harus membayar dengan semua yang engkau punya.
Saudaraku yang sedang sakit! Saya tidak ingin memperparah lukamu, namun saya
akan memberimu obat mujarab, dan membuatmu terlepas dari apa yang engkau derita
bertahun-tahun. Obat itu terdapat pada sabda Rasulullah subhanahu wata’ala, “Obatilah
orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah”. (Dihasankan oleh Syaikh
al-Albani dalam Shahihul Ja-mi').
Benar saudaraku, obatnya adalah sedekah dengan niat mencari kesembuhan. Mungkin
engkau telah banyak bersedekah, namun tidak engkau niatkan agar Allah subhanahu
wata’ala menyembuhkanmu dari penyakit yang engkau derita. Cobalah sekarang, dan
hendaknya engkau percaya bahwasanya Allah subhanahu wata’ala akan
menyembuhkanmu. Berilah makan orang fakir, atau tanggunglah beban anak yatim,
atau wakafkanlah hartamu, atau keluarkanlah sedekah jariahmu. Sungguh sedekah
dapat menghilangkan penyakit dan rintangan, baik berupa musibah maupun cobaan.
Mereka dari golongan Allah subhanahu wata’ala yang diberi taufiq oleh Allah
telah mencoba resep ini. Akhirnya mereka mendapatkan obat ruhiyyah yang lebih
mujarab dari obat jasmani. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam juga
mengobati dengan obat ruhiyyah dan obat ilahiyyah. Para Salafus Shalih juga
mengeluarkan sedekah yang sepadan dengan penyakit dan musibah yang menimpa
mereka. Mereka mengeluarkan harta mereka yang paling mereka cintai. Jangan
kikir untuk dirimu sendiri, jika engkau memang memiliki harta dan kemudahan.
Inilah kesempatannya telah datang...!!
Dikisahkan bahwa Abdullah bin Mubarak pernah ditanya oleh seorang laki-laki
tentang penyakit yang menimpa lututnya semenjak tujuh tahun. Ia telah mengobati
lututnya dengan berbagai macam obat. Ia telah bertanya pada para tabib, namun
tidak menghasilkan apa-apa. Ibnul Mubarak pun berkata kepadanya, “Pergilah
dan galilah sumur, karena manusia sedang membutuhkan air. Saya berharap akan
ada mata air di dalam sumur yang engkau gali dan menahan aliran darah di
lututmu. Laki-laki itu lalu menggali sumur dan ia pun sembuh”. (Kisah ini
terdapat dalam Shahihut Targhib).
Seorang laki-laki pernah ditimpa penyakit kanker. Ia lalu mencari obat keliling
dunia, namun ia tidak mendapatkannya. Ia kemudian bersedekah pada seorang ibu
anak-anak yatim dan Allah subhanahu wata’ala pun menyembuhkannya.
Kisah lain, orang yang mengalami
kisah ini menceritakan kepadaku, ia berkisah, "Anak perempuan saya yang
masih kecil tertimpa penyakit di tenggorokannya. Saya membawanya ke beberapa
rumah sakit. Saya mengeluhkannya kepada banyak dokter, namun tidak ada
hasilnya. Sakitnya tidak bisa disembuhkan. Hampir saja saya yang jatuh sakit,
karena sakit anak perempuan saya yang mengundang iba semua keluarga. Akhirnya
kami memberinya suntikan untuk mengurangi rasa sakit saja, hingga kami putus
asa dari semuanya, kecuali dari rahmat Allah subhanahu wata’ala. Hal itu
berlangsung sampai datangnya sebuah harapan dan dibukanya pintu kelapangan.
Seorang Shalih menghubungi saya dan menyampaikan sebuah hadits Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam, “Obatilah orang sakit di antara kalian dengan
sedekah”. (Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’) Saya
berkata, "Saya telah banyak bersedekah". Ia pun menjawab,
"Bersedekahlah kali ini dengan niat untuk kesembuhan anak
perempuanmu". Saya pun mengeluarkan sedekah secukupnya untuk seorang
fakir, namun tidak ada perubahan. Saya kemudian mengabarinya dan ia berkata,
“Engkau salah seorang yang mendapatkan nikmat dan harta yang banyak. Hendaknya
engkau bersedekah sesuai dengan banyaknya hartamu.” Saya pun pergi pada
kesempatan ke dua. Saya penuhi isi mobil saya dengan beras, ayam, dan lainnya
dengan menghabiskan biaya yang besar. Saya lalu membagikannya kepada orang-orang
yang membutuhkan dan mereka senang dengan sedekah saya. Demi Allah, saya tidak
pernah menyangka bahwa akhir suntikan yang saya berikan pada anak saya adalah
suntikan yang saya berikan sebelum saya mengeluarkan sedekah itu. Anak saya
sembuh total, walhamdu lillah. Saya yakin bahwa faktor (yang menjadi sebab)
paling besar yang dapat menyembuhkan penyakit adalah sedekah. Sekarang sudah berlalu tiga tahun, ia tidak
merasakan penyakit apa pun. Semenjak itu saya banyak mengeluarkan sedekah
khususnya untuk wakaf setiap saya merasakan nikmat, penuh berkah, dan sehat
baik diri pribadi, harta, dan keluarga saya. Saya mewasiatkan pada semua orang
sakit agar bersedekah dengan harta mereka yang paling mereka cintai, dan
mengeluarkan sedekah terus-menerus, niscaya Allah subhanahu wata’ala akan
menyembuhkannya walaupun hanya sebagian penyakit. Saya yakin kepada Allah
subhanahu wata’ala dengan apa yang saya ceritakan. Sungguh Allah subhanahu
wata’ala tidak melalaikan balasan untuk orang yang berbuat baik.”
Kisah lainnya, diceritakan oleh pelakunya sendiri. Ia berkata, “Saudara
laki-laki saya pernah pergi ke suatu tempat. Di tengah jalan, ia berhenti.
Sebelumnya ia tidak pernah mengeluh sakit apa pun. Pada saat itu tiba-tiba ia
jatuh pingsan, seolah-olah peluru menembus kepalanya. Kami mengira ia tertimpa
al-'ain (sakit karena pengaruh mata dengki seseorang) atau kanker atau pembuluh
darahnya tersendat. Kami lalu membawanya ke berbagai rumah sakit dan klinik.
Kami melakukan berbagai macam pemeriksaan dan rongsen. Hasilnya, kepalanya
sehat-sehat saja, namun ia mengeluh sakit yang membuatnya tidak bisa berbaring.
Juga tidak bisa tidur dan hal ini berlangsung lama. Bahkan jika sakitnya parah,
ia tidak bisa bernafas apalagi bicara. Saya lalu bertanya kepadanya, “Apakah engkau
mempunyai harta yang bisa kami sedekahkan. Semoga saja Allah subhanahu wata’ala
menyembuhkanmu?” Ia menjawab, “Ada”. Lalu ia memberiku kartu ATM dan aku
cairkan dari kartu tersebut sekitar lima ribu real. Setelah itu saya
menghubungi salah seorang yang Shalih yang mengenal beberapa orang fakir, agar
ia membagikan uang tersebut kepada mereka. Saya bersumpah demi Allah Yang Maha
Mulia, saudara saya sembuh dari sakitnya pada hari itu juga, sebelum
orang-orang fakir itu mendapatkan harta titipan tersebut. Saya benar-benar
yakin bahwa sedekah mempunyai pengaruh yang besar bagi kesembuhan penyakit
seseorang. Sekarang sudah berlalu satu tahun, ia sama sekali tidak mengeluhkan
sakit di kepalanya lagi, alhamdulillah. Dan saya wasiatkan kepada kaum muslimin
agar mengobati penyakit mereka dengan sedekah.”
Berikut kisah lainnya, pelakunya sendiri yang menceritakan kisah ini. Ia
berkata, “Anak perempuan saya menderita sakit demam dan panas. Ia tidak mau
makan. Saya membawanya ke beberapa klinik, namun panasnya masih tinggi dan
keadaannya semakin memburuk. Saya masuk rumah dengan gelisah. Saya bingung apa
yang harus saya perbuat. Istri saya berkata, “Kita akan bersedekah untuknya”.
Saya lalu menghubungi seseorang yang mengenal orang-orang miskin. Saya berkata
padanya, “Saya harap anda datang shalat bersama saya di masjid. Ambillah dua
puluh kantong beras dan dua puluh kotak ayam di tempat saya, lalu bagikanlah
pada orang-orang yang membutuhkan”. Saya bersumpah demi Allah dan saya tidak
melebih-lebihkan cerita. Lima menit setelah saya menutup telpon, tiba-tiba saya
melihat anak saya menggerakkan kaki dan tangannya, bermain dan melompat di atas
matras. Ia pun makan hingga kenyang dan sembuh total. Ini semua berkat karunia
Allah subhanahu wata’ala. Saya wasiatkan semua orang untuk mengeluarkan sedekah
ketika tertimpa penyakit.”
Marilah saudaraku, pintu telah terbuka, tanda kesembuhan telah tampak di
depanmu. Bersedekahlah dengan sungguh-sungguh dan percayalah kepada Allah
subhanahu wata’ala. Jangan seperti orang yang melalaikan resep yang mujarab
ini, hingga ia tidak mengeluarkan sebagian hartanya untuk bersedekah lagi.
Padahal bertahun-tahun ia menderita sakit dan mondar-mandir ke dokter untuk
mengobati penyakitnya, dengan merogoh banyak uang dari koceknya.
Jika engkau telah mencoba resep ini dan engkau sembuh, jadilah orang yang
selalu menolong orang lain dengan harta dan usahamu. Jangan engkau membatasi
diri dengan sedekah untuk dirimu sendiri. Namun obatilah penyakitmu dengan
sedekah. Jika engkau tidak sembuh total, ketahuilah engkau sebenarnya telah
disembuhkan walau sedikit. Keluarkan sedekah lagi, perbanyak sedekah semampumu.
Jika engkau masih belum sembuh, mungkin Allah subhanahu wata’ala memperpanjang
sakitmu untuk sebuah hikmah yang dikehendaki-Nya atau karena kemaksiatan
menghalangi kesembuhanmu. Jika demikian cepatlah bertaubat dan perbanyak do’a
di sepertiga malam terakhir.
Sedangkan bagi anda yang diberi nikmat sehat oleh Allah subhanahu wata’ala,
ja-ngan tinggalkan sedekah dengan alasan engkau sehat. Seperti halnya orang
yang sakit dulunya juga sehat, dan orang sehat pun bisa sakit. Sebuah pepatah
mengatakan, “Mencegah lebih baik daripada mengobati”.
Apakah engkau akan menunggu penyakit hingga engkau berobat dengan sedekah?
Jawablah...! Dan segeralah bersedekah.
Syaikh Sulaiman bin Abdul Karim al-Mufarrij.
Manfaat Sedekah : Kematian Bisa Diundur
Penulis : Yusuf Mansur
Kematian memang di tangan Allah SWT. Tapi ada satu hal yang bisa membuat
kematian menjadi sesuatu yang bisa ditunda, yaitu kemauan bersedekah, kemauan
berbagi dan peduli.
Suatu hari, Malaikat Kematian mendatangi Nabi Ibrahim AS dan bertanya, “Siapa
anak muda yang tadi mendatangimu, wahai Ibrahim?”
“Yang anak muda tadi maksudnya?” tanya Ibrahim. “Itu sahabat sekaligus
muridku.”
“Ada apa dia datang menemuimu?”
“Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahannya besok pagi.”
“Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi.” Habis berkata seperti itu, Malaikat
Kematian pergi meninggalkan Nabi Ibrahim AS.
Hampir saja Nabi Ibrahim AS tergerak untuk memberitahu anak muda tersebut,
untuk menyegerakan pernikahannya malam ini, dan memberitahu tentang kematian
anak muda itu besok. Tapi langkahnya terhenti. Nabi Ibrahim AS memilih kematian
tetap menjadi rahasia Allah SWT.
Esok paginya, Nabi Ibrahim AS ternyata melihat dan menyaksikan bahwa anak muda
tersebut tetap bisa melangsungkan pernikahannya. Hari berganti hari, minggu
berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Nabi Ibrahim
AS malah melihat anak muda ini panjang umurnya.
Hingga usia anak tersebut 70 tahun, Nabi Ibrahim AS bertanya kepada Malaikat
Kematian, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu menyampaikan bahwa anak muda
itu umurnya tidak akan sampai besok pagi? Malaikat Kematian menjawab bahwa
dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, tapi Allah SWT
menahannya.
“Apa gerangan yang membuat Allah SWT menahan tanganmu untuk tidak mencabut
nyawa anak muda tersebut, dulu?”
“Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut
menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah SWT
memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih
melihatnya hidup.”
Kematian memang di tangan Allah SWT. Oleh karena itu, memajukan dan memundurkan
kematian adalah hak Allah SWT. Dan Allah SWT memberitahu lewat kalam RasulNya,
Muhammad SAW, bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur. Jadi, bila disebut
bahwa ada sesuatu yang bisa menunda kematian, itu adalah sedekah.
Maka, tengoklah kanan-kiri Anda, lihat-lihatlah sekeliling Anda. Bila Anda
menemukan ada satu-dua kesusahan tergelar, maka sesungguhnya Anda-lah yang
butuh pertolongan, karena siapa tahu kesusahan itu digelar Allah SWT untuk
memperpanjang umur Anda. Tinggal apakah Anda bersedia menolongnya atau tidak.
Bila bersedia, maka kemungkinan besar memang Allah SWT akan memanjangkan umur
Anda.
Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ajalnya akan sampai. Dan, tidak
seorang pun yang mengetahui dalam kondisi apa ajalnya tiba. Maka mengeluarkan sedekah
bukan saja akan memperpanjang umur, melainkan juga memungkinkan kita meninggal
dalam keadaan baik. Bukankah sedekah akan mengundang cinta Allah SWT? Kalau
seseorang sudah dicintai oleh Allah SWT, maka tidak ada masalahnya yang tidak
diselesaikan, tidak ada keinginannya yang tidak dikabulkan, tidak ada dosanya
yang tidak diampunkan, dan tidak ada nyawa yang dicabut kecuali dalam keadaan
husnul khatimah.
Mudah-mudahan Allah berkenan memperpanjang umur, sehingga kita semua
berkesempatan untuk mengejar ampunan Allah SWT dan mengubah segala kelakuan
kita, sambil mempersiapkan kematian datang.
Wawancara Eksklusif bersama Ust. Yusuf Mansur
Majalah Shaff Edisi 19 Th.II Oktober-Nopember 2008
”Maha suci Allah swt., yang menciptakan moment Idul Fitri. Di tengah-tengah kesibukan manusia di
dunia, Allah memberikan momen spesial ini. Sehingga ada kesempatan untuk saling
bermaaf-maafan, silaturahim dengan orangtua, kerabat dan para tetangga”
Pada edisi kali ini yang membahas tentang Idul Fitri, Tim Shaff mewawancari
Ustadz yang biasa memberi tausyiah-tausyiah tentang sedekah, yaitu Ustadz Yusuf
Mansur. Pada wawancara ini Ustadz Yusuf Mansur menjelaskan sekaligus
menganjurkan bahwa berzakat itu tidak hanya pada bulan Ramadhan, tetapi di
semua bulan. Berikut petikan wawancara yang dilakukan oleh salah seorang Tim
Shaff, Hari Suroyo.
Shaff: Di bulan Syawal ini, apa makna terbesar yang terkandung di
dalamnya?
Ustadz Yusuf Mansur: Syawal merupakan bulan setelah Ramadhan. Di bulan ini
ada momen Idul Fitri yang berarti kembali fitrah. Jadi bulan syawal adalah
bulan dimana kita kembali ke fitrah, tanpa dosa.
Shaff: Apakah keberhasilan ibadah di bulan Ramadhan dapat terlihat di
bulan Syawal ini?
Ustadz Yusuf Mansur: Bulan Ramadhan adalah bulan madrasah, bulan
pembelajaran. Sesuai dengan salah satu surat al-Baqarah bahwa puasa dianjurkan
agar kita menjadi insan yang bertaqwa. Nah, kata taqwa ini bisa menjadi
ukurannya. Dan orang-orang yang bertaqwa akan dimudahkan oleh Allah swt. atas
segala urusannya di kemudian hari. Contohnya, jika kita memiliki hutang sebelum
Ramadhan maka setelah Ramadhan ada saja jalan untuk melunasinnya, karena Allah
swt memudahkan jalan kita.
Shaff: Apakah silaturahim di bulan Syawal lebih utama darpada di
bulan-bulan lain?
Ustadz Yusuf Mansur: Maha suci Allah swt., yang menciptakan moment Idul
Fitri. Di tengah-tengah kesibukan manusia di dunia, Allah memberikan momen
spesial ini. Sehingga ada kesempatan untuk saling bermaafmaafan, silaturahim
dengan orangtua, kerabat dan para tetangga. Sangat celakalah orang-orang yang
memutuskan tali silaturahim. Sementara di bulan-bulan lain sangat sulit
menemukan atau membagi waktu dengan orang-orang maupun dengan saudara.
Shaff: Mengapa zakat lebih marak di bulan Syawal? Apakah hanya di bulan
ini dianjurkannya?
Ustadz Yusuf Mansur: Wah, Zakat jangan hanya di bulan Ramadhan saja. Setiap
bulan dapat berzakat atau setiap saat dapat berinfaq dan bersedekah. Hanya saja
ketika kita berzakat atau bersedekah di bulan Ramadhan maka akan dilipatkan
pahalanya 10 kali, 100 kali dan bahkan sampai 1000 kali.
Shaff: Adakah pesan-pesan dari Ustadz untuk pembaca Majalah Shaff?
Ustadz Yusuf Mansur: Pesan saya adalah Quran jangan diletakkan lagi,
ingat-ingat puasa Syawal, bangun malam tetap dilanjutkan, dan jangan menampung
dosa lagi. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, jangan diulangi lagi
apabila ada perbuatan yang dirasa sia-sia. Seyogyanya ibadah kita di bulan
Ramadhan ini jangan berhenti sampai di sini. Ayo, terus tingkatkan. Agar
kita menjadi insan yang bertaqwa.
SEMOGA BERMANFAAT
Banyak yang mau berubah, tapi
memilih jalan mundur. Andakah orangnya?.
Satu hari saya jalan melintas di satu daerah.. Tetidur di dalam mobil. Saat terbangun, ada tanda
pom bensin sebentar lagi. Saya pesen ke supir saya: "Nanti di depan ke kiri
ya".
"Masih banyak, Pak Ustadz".
Saya paham. Supir saya mengira saya pengen beli bensin. Padahal bukan. Saya
pengen pipis.
Begitu berhenti dan keluar dari mobil, ada seorang sekuriti.
"PakUstadz!" . Dari jauh ia melambai dan mendekati saya.
Saya menghentikan langkah. Menunggu beliau.
"Pak Ustadz, alhamdulillah nih bisa ketemu Pak Ustadz. Biasanya kan
hanya melihat di TV saja…".
aya senyum aja. Ga ke-geeran,
insya Allah, he he he.
"Saya ke toilet dulu ya".
"Nanti saya pengen ngobrol
boleh Ustadz?"
"Saya buru-buru loh. Tentang
apaan sih?"
"Saya bosen jadi satpam Pak
Ustadz".
Sejurus kemudian saya sadar, ini Allah pasti yang "berhentiin"
saya. Lagi enak-enak tidur di
perjalanan, saya terbangun pengen pipis. Eh nemu pom bensin. Akhirnya ketemu
sekuriti ini. Berarti barangkali saya kudu bicara dengan dia. Sekuriti ini
barangkali "target operasi" dakwah hari ini. Bukan jadwal setelah
ini. Begitu pikir saya.
Saya katakan pada sekuriti yang mulia ini, "Ok, ntar habis dari toilet
ya"
"Jadi, pegimana? Bosen jadi satpam? Emangnya ga gajian?", tanya
saya membuka percakapan. Saya
mencari warung kopi, untuk bicara-bicara dengan beliau ini. Alhamdulillah ini
pom bensin bagus banget. Ada minimart nya yang dilengkapi fasilitas ngopi-ngopi
ringan.
"Gaji mah ada Ustadz. Tapi masa gini-gini aja?"
"Gini-gini aja itu, kalo ibadahnya gitu-gitu aja, ya emang udah
begitu. Distel kayak apa juga, agak susah buat ngerubahnya" .
"Wah, ustadz langsung nembak aja nih".
Saya meminta maaf kepada sekuriti ini umpama ada perkataan saya yang salah.
Tapi umumnya begitu lah manusia. Rizki mah mau banyak, tapi sama Allah ga mau
mendekat. Rizki mah mau nambah, tapi ibadah dari dulu ya begitu-begitu saja
"Udah shalat ashar?"
"Barusan Pak Ustadz. Soalnya kita kan tugas. Tugas juga kan ibadah, iya ga? Ya saya pikir sama
saja".
"Oh, jadi ga apa-apa telat ya? Karena situ pikir kerja situ adalah juga ibadah?"
Sekuriti itu senyum aja.
Disebut jujur mengatakan itu, bisa ya bisa tidak. Artinya, sekuriti itu
bisa benar-benar menganggap kerjaannya ibadah, tapi bisa juga ga. Cuma sebatas
omongan doangan. Lagian, kalo nganggap kerjaan-kerjaan kita ibadah, apa yang
kita lakukan di dunia ini juga ibadah, kalau kita niatkan sebagai ibadah. Tapi,
itu ada syaratnya. Apa syaratnya? Yakni kalau ibadah wajibnya, tetap nomor
satu. Kalau ibadah wajibnya nomor tujuh belas, ya disebut bohong dah tuh
kerjaan adalah ibadah. Misalnya
lagi, kita niatkan usaha kita sebagai ibadah, boleh ga? Bagus malah. Bukan
hanya boleh. Tapi kemudian kita menerima tamu sementara Allah datang. Artinya
kita menerima tamu pas waktu shalat datang, dan kemudian kita abaikan shalat,
kita abaikan Allah, maka yang demikian masihkah pantas disebut usaha kita
adalah ibadah? Apalagi kalau kemudian hasil kerjaan dan hasil usaha, buat Allah
nya lebih sedikit ketimbang buat kebutuhan-kebutuhan kita. Kayaknya perlu
dipikirin lagi tuh sebutan-sebutan ibadah
"Disebut barusan itu maksudnya jam setengah limaan ya? Saya kan baru
jam 5 nih masuk ke pom bensin ini", saya mengejar.
"Ya, kurang lebih dah".
Saya mengingat diri saya dulu yang dikoreksi oleh seorang faqih, seorang
'alim, bahwa shalat itu kudu tepat waktu. Di awal waktu. Tiada disebut
perhatian sama Yang Memberi Rizki bila shalatnya tidak tepat waktu. Aqimish
shalaata lidzikrii, dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. Lalu, kita
bersantai-santai dalam mendirikan shalat. Entar-entaran. Itu kan jadi sama saja
dengan mengentar-entarkan mengingat Allah. Maka lalu saya ingatkan sekuriti
yang entahlah saya merasa he is the man yang Allah sedang berkenan mengubahnya
dengan mempertemukan dia dengan saya
"Gini ya Kang. Kalo situ shalatnya jam setengah lima, memang untuk
mengejar ketertinggalan dunia saja, jauh tuh. Butuh perjalanan satu setengah
jam andai ashar ini kayak sekarang, jam tiga kurang dikit. Bila dalam sehari
semalam kita shalat telat terus, dan kemudian dikalikan sejak akil baligh,
sejak diwajibkan shalat, kita telat terus, maka berapa jarak ketertinggalan
kita tuh? 5x satu setengah jam, lalu dikali sekian hari dalam sebulan, dan
sekian bulan dalam setahun, dan dikali lagi sekian tahun kita telat. Itu baru
telat saja, belum kalo ketinggalan atau kelupaan, atau yang lebih bahayanya
lagi kalau bener-benar lewat tuh shalat? Wuah, makin jauh saja mestinya kita
dari senang"
Saudara-saudaraku Peserta KuliahOnline, percakapan ini kurang lebih begitu.
Mudah-mudahan sekuriti ini paham apa yang saya omongin. Dari raut mukanya,
nampaknya ia paham. Mudah-mudahan
demikian juga saudara-saudara ya? He he he. Belagu ya saya? Masa omongan cetek
begini kudu nanya paham apa engga sama lawan bicara?
Saya katakan pada dia. Jika dia alumni SMU, yang selama ini telat
shalatnya, maka kawan-kawan selitingnya mah udah di mana, dia masih seperti
diam di tempat. Bila seseorang membuka usaha, lalu ada lagi yang buka usaha,
sementara yang satu usahanya maju, dan yang lainnya sempit usahanya, bisa jadi
sebab ibadah yang satu itu bagus sedang yang lain tidak.
Dan saya mengingatkan kepada peserta KuliahOnline untuk tidak menggunakan
mata telanjang untuk mengukur kenapa si Fulan tidak shalat, dan cenderung jahat
lalu hidupnya seperti penuh berkah? Sedang si Fulan yang satu yang rajin shalat
dan banyak kebaikannya, lalu hidupnya susah. Jawaban terhadap
pertanyaan-pertanya an seperti ini cukup kompleks. Tapi bisa diurai satu satu
dengan bahasa-bahasa kita, bahasa-bahasa kehidupan yang cair dan dekat dengan
fakta. Insya Allah ada waktunya pembahasan yang demikian.
Kembali kepada si sekuriti, saya tanya, "Terus, mau berubah?"
"Mau Pak Ustadz. Ngapain juga coba saya kejar Pak Ustadz nih, kalo ga
serius?"
"Ya udah, deketin Allah dah. Ngebut ke Allah nya".
"Ngebut gimana?"
"Satu, benahin shalatnya. Jangan setengah lima-an lagi shalat asharnya. Pantangan telat. Buru tuh
rizki dengan kita yang datang menjemput Allah. Jangan sampe keduluan
Allah".
Si sekuriti mengaku mengerti, bahwa maksudnya, sebelum azan udah standby di
atas sajadah. Kita ini pengen rizkinya Allah, tapi ga kenal sama Yang
Bagi-bagiin rizki. Contohnya ya pekerja-pekerja di tanah air ini.. Kan aneh.
Dia pada kerja supaya dapat gaji. Dan gaji itu rizki. Tapi giliran Allah
memanggil, sedang Allah lah Tuhan yang sejatinya menjadikan seseorang bekerja,
malah kelakuannya seperti ga menghargai Allah. Nemuin klien, rapih, wangi, dan
persiapannya masya Allah. Eh, giliran ketemu Allah, amit-amit pakaiannya, ga
ada persiapan, dan tidak segan-segan menunjukkan wajah dan fisik lelahnya. Ini namanya ga kenal sama Allah.
"Yang kedua," saya teruskan. "Yang kedua, keluarin
sedekahnya".
Saya inget betul. Sekuriti itu tertawa. "Pak Ustadz, pegimana mau
sedekah, hari gini aja nih, udah pada habis belanjaan. Hutang di warung juga
terpaksa dibuka lagi,. Alias udah mulai ngambil dulu bayar belakangan".
"Ah, ente nya aja kali yang kebanyakan beban. Emang gajinya
berapa?"
"Satu koma tujuh, Pak ustadz".
"Wuah, itu mah gede banget. Maaf ya, untuk ukuran sekuriti, yang orang sering sebut orang kecil, itu
udah gede".
"Yah, pan kudu bayar motor, bayar kontrakan, bayar susu anak, bayar
ini bayar itu. Emang ga cukup Pak ustadz".
"Itu kerja bisa gede, emang udah lama kerjanya?"
"Kerjanya sih udah tujuh taon. Tapi gede gaji bukan karena udah lama
kerjanya. Saya ini kerjanya pagi siang sore malem, ustadz".
"Koq bisa?"
"Ya, sebab saya tinggal di mess. Jadi dihitung sama bos pegimana gitu sampe ketemu
angka 1,7jt".
"Terus, kenapa masih kurang?"
"Ya itu, sebab saya punya tanggungan banyak".
"Secara dunianya, lepas aja itu tanggungan. Kayak motor. Ngapain juga
ente kredit motor? Kan ga perlu?"
"Pengen kayak orang-orang Pak Ustadz".
"Ya susah kalo begitu mah. Pengen kayak orang-orang, motornya. Bukan ilmu dan ibadahnya. Bukan cara
dan kebaikannya. Repot".
Sekuriti ini nyengir. Emang ini motor kalo dilepas, dia punya 900 ribu.
Rupanya angsuran motornya itu 900 ribu. Ga jelas tuh darimana dia nutupin
kebutuhan dia yang lain. Kontrakan saja sudah 450 ribu sama air dan listrik.
Kalo ngelihat keuangan model begini, ya nombok dah jadinya.
"Ya udah, udah keterlanjuran ya? Ok. Shalatnya gimana? Mau diubah?"
"Mau Ustadz. Saya benahin dah".
"Bareng sama istri ya. Ajak dia. Jangan sendirian. Ibarat sendal,
lakukan berdua. Makin cakep kalo anak-anak juga dikerahin.. Ikutan semuanya
ngebenahin shalat".
"Siap ustadz".
"Tapi sedekahnya tetap kudu loh".
"Yah Ustadz. Kan saya udah bilang, ga ada".
"Sedekahin aja motornya. Kalo engga apa keq".
"Jangan Ustadz. Saya sayang-sayang ini motor. Susah lagi belinya.
Tabungan juga ga ada. Emas juga ga punya".
Sekuriti ini berpikir, saya kehabisan akal untuk nembak dia. Tapi saya akan cari terus. Sebab tanggung.
Kalo dia hanya betulin shalatnya saja, tapi sedekahnya tetap ga keluar, lama
keajaiban itu akan muncul. Setidaknya menurut ilmu yang saya dapat. Kecuali
Allah berkehendak lain. Ya lain soal itu mah.
Sebentar kemudian saya bilang sama ini sekuriti, "Kang, kalo saya
unjukin bahwa situ bisa sedekah, yang besar lagi sedekahnya, situ mau
percaya?". Si sekuriti mengangguk. "Ok, kalo sudah saya tunjukkan,
mau ngejalanin?" . Sekuriti ini ngangguk lagi. "Selama saya bisa,
saya akan jalanin," katanya, manteb.
"Gajian bulan depan masih ada ga?"
"Masih. Kan belum bisa diambil?"
"Bisa. Dicoba dulu".
"Entar bulan depan saya hidup pegimana?"
"Yakin ga sama Allah?"
"Yakin".
"Ya kalo yakin, titik.
Jangan koma. Jangan pake kalau".
Sekuriti ini saya bimbing untuk kasbon. Untuk sedekah. Sedapetnya. Tapi
usahakan semua. Supaya bisa signifikan besaran sedekahnya. Sehingga
perubahannya berasa. Dia janji akan ngebenahin mati-matian shalatnya. Termasuk
dia akan polin shalat taubatnya, shalat hajatnya, shalat dhuha dan tahajjudnya.
Dia juga janji akan rajinin di waktu senggang untuk baca al Qur'an. Perasaan udah lama banget dia emang ga
lari kepada Allah. Shalat
Jum'at aja nunggu komat, sebab dia sekuriti. Wah, susah dah. Dan itu dia
aminin. Itulah barangkali yang sudah membuat Allah mengunci mati dirinya hanya
menjadi sekuriti sekian tahun, padahal dia Sarjana Akuntansi!
Sekuriti ini kemudian maju ke atasannya, mau kasbon. Ketika ditanya buat
apa? Dia nyengir ga jawab. Tapi ketika ditanya berapa? Dia jawab, Pol. Satu
koma tujuh. Semuanya.
"Mana bisa?" kata komandannya.
"Ya Pak, saya kan ga pernah kasbon. Ga pernah berani. Baru ini saya
berani".
Komandannya terus mengejar, buat apa? Akhirnya mau ga mau sekuriti ini
jawab dengan menceritakan pertemuannya dengan saya.
Ya, rupanya dia ini Sarjana Akuntansi. Pantesan juga dia ga betah dengan posisinya
sebagai sekuriti. Ga kena di hati. Ga sesuai sama rencana. Tapi ya begitu dah
hidup.. Apa boleh buta, eh, apa boleh buat. Yang penting kerja dan ada gajinya.
Bagi saya sendiri, ga mengapa punya banyak keinginan. Asal keinginan itu
keinginan yang diperbolehkan, masih dalam batas-batas wajar. Dan ga apa-apa
juga memimpikan sesuatu yang belom kesampaian sama kita. Asal apa? Asal kita
barengin dengan peningkatan ibadah kita. Kayak sekarang ini, biarin aja harga
barang pada naik. Ga usah kuatir. Ancem aja diri, agar mau menambah
ibadah-ibadahnya. Jangan malah berleha-leha. Akhirnya hidup kemakan dengan
tingginya harga,. Ga kebagian.
Singkat cerita, sekuriti ini direkomendasikan untuk ketemu langsung sama
ownernya ini pom bensin.. Katanya, kalau pake jalur formal, dapet kasbonan 30%
aja belum tentu lolos cepet. Alhamdulillah, bos besarnya menyetujui. Sebab
komandannya ini ikutan merayu, "Buat sedekah katanya Pak", begitu
kata komandannya.
Subhaanallaah, satu pom bensin itu menyaksikan perubahan ini. Sebab cerita si
sekuriti ini sama komandannya, yang merupakan kisah pertemuannya dengan saya,
menjadi kisah yang dinanti the end story nya. Termasuk dinanti oleh bos nya.
"Kita coba lihat, berubah ga tuh si sekuriti nasibnya", begitu
lah pemikiran kawan-kawannya yang tahu bahwa si sekuriti ini ingin berubah
bersama Allah melalui jalan shalat dan sedekah.
Hari demi hari, sekuriti ini dilihat sama kawan-kawannya rajin betul
shalatnya. Tepat waktu terus. Dan lumayan istiqamah ibadah-ibadah sunnahnya.
Bos nya yang mengetahui hal ini, senang. Sebab tempat kerjanya jadi barokah
dengan adanya orang yang mendadak jadi saleh begini. Apalagi kenyataannya si
sekuriti ga mengurangi kedisiplinan kerjaannya.. Malah tambah cerah muka nya.
Sekuriti ini mengaku dia cerah, sebab dia menunggu janjinya Allah. Dan dia
tahu janji Allah pastilah datang. Begitu katanya, menantang ledekan
kawan-kawannya yang pada mau ikutan rajin shalat dan sedekah, asal dengan
catatan dia berhasil dulu.
Saya ketawa mendengar dan menuliskan kembali kisah ini. Bukan apa-apa, saya
demen ama yang begini. Sebab insya Allah, pasti Allah tidak akan tinggal diam.
Dan barangkali akan betul-betul mempercepat perubahan nasib si sekuriti. Supaya
benar-benar menjadi tambahan uswatun hasanah bagi yang belum punya iman. Dan
saya pun tersenyum dengan keadaan ini, sebab Allah pasti tidak akan
mempermalukannya juga, sebagaimana Allah tidak akan mempermalukan si sekuriti.
Suatu hari bos nya pernah berkata, "Kita lihatin nih dia. Kalo dia ga
kasbon saja, berarti dia berhasil. Tapi kalo dia kasbon, maka kelihatannya dia
gagal. Sebab buat apa sedekah 1 bulan gaji di depan yang diambil di muka, kalau
kemudian kas bon. Percuma".
Tapi subhaanallah, sampe akhir bulan berikutnya, si sekuriti ini ga kasbon.
Berhasil kah?
Tunggu dulu. Kawan-kawannya ini ga melihat motor besarnya lagi. Jadi, tidak
kasbonnya dia ini, sebab kata mereka barangkali aman sebab jual motor. Bukan
dari keajaiban mendekati Allah.
Saatnya ngumpul dengan si bos, ditanyalah si sekuriti ini sesuatu urusan
yang sesungguhnya adalah rahasia dirinya.
"Bener nih, ga kasbon? Udah akhir bulan loh. Yang lain bakalan gajian.
Sedang situ kan udah diambil bulan kemaren".
Sekuriti ini bilang tadinya sih dia udah siap-siap emang mau kasbon kalo
ampe pertengahan bulan ini ga ada tanda-tanda. Tapi kemudian cerita si sekuriti
ini benar-benar bikin bengong orang pada.
Sebab apa? Sebab kata si sekuriti, pasca dia benahin shalatnya, dan dia
sedekah besar yang belum pernah dia lakukan seumur hidupnya, yakni hidupnya di
bulan depan yang dia pertaruhkan, trjadi keajaiban. Di kampung, ada transaksi
tanah, yang melibatkan dirinya. Padahal dirinya ga trlibat secara fisik.
Sekedar memediasi saja lewat sms ke pembeli dan penjual. Katanya, dari
transaksi ini, Allah persis mengganti 10x lipat. Bahkan lebih. Dia sedekah
1,7jt gajinya. Tapi Allah mengaruniainya komisi penjualan tanah di kampungnya
sebesar 17,5jt. Dan itu trjadi begitu cepat. Sampe-sampe bulan kemaren juga
belum selesai. Masih tanggalan bulan kemaren, belum berganti bulan.
Kata si sekuriti, sadar kekuatannya ampe kayak gitu, akhirnya dia malu sama
Allah. Motornya yang selama ini dia sayang-sayang, dia jual! Uangnya
melek-melek buat sedekah. Tuh motor dia pake buat ngeberangkatin satu-satunya
ibunya yang masih hidup. Subhaanallaah kan? Itu jual motor, kurang. Sebab itu
motor dijual cepat harganya ga nyampe 13 juta. Tapi dia tambahin 12 juta dari
17jt uang cash yang dia punya. Sehingga ibunya punya 25 juta. Tambahannya dari
simpenan ibunya sendiri.
Si sekuriti masih bercerita, bahwa dia merasa aman dengan uang 5 juta
lebihan transaksi. Dan dia merasa ga perlu lagi motor. Dengan uang ini, ia
aman. Ga perlu kasbon.
Mendadak si bos itu yang kagum. Dia lalu kumpulin semua karyawannya, dan
menyuruh si sekuriti ini bercerita tentang keberkahan yang dilaluinya selama 1
bulan setengah ini.
Apakah cukup sampe di situ perubahan yang trjadi pada diri si sekuriti?
Engga. Si sekuriti ini kemudian diketahui oleh owner pom bensin tersebut
sebagai sarjana S1 Akuntansi. Lalu dia dimutasi di perusahaan si owner yang
lain, dan dijadikan staff keuangan di sana. Masya Allah, masya Allah, masya
Allah. Berubah, berubah, berubah.
Saudara-saudaraku sekalian.. Cerita ini bukan sekedar cerita tentang Keajaiban Sedekah dan Shalat saja.
Tapi soal tauhid. soal keyakinan dan iman seseorang kepada Allah, Tuhannya.
Tauhid, keyakinan, dan imannya ini bekerja menggerakkan dia hingga mampu
berbuat sesuatu. Tauhid yang menggerakkan! Begitu saya mengistilahkan. Sekuriti
ini mengenal Allah. Dan dia baru sedikit mengenal Allah. Tapi lihatlah, ilmu
yang sedikit ini dipake sama dia, dan diyakini. Akhirnya? Jadi! Bekerja penuh
buat perubahan dirinya, buat perubahan hidupnya.
Subhaanallaah, masya Allah.
Dan lihat juga cerita ini, seribu kali si sekuriti ini berhasil keluar
sebagai pemenang, siapa kemudian yang mengikuti cerita ini? Kayaknya
kawan-kawan sepom bensinnya pun belum tentu ada yang mengikuti jejak suksesnya
si sekuriti ini. Barangkali cerita ini akan lebih dikenang sebagai sebuah
cerita manis saja. Setelah itu, kembali lagi pada rutinitas dunia. Yah,
barangkali tidak semua ditakdirkan menjadi manusia-manusia pembelajar.
Pertanyaan ini juga layak juga diajukan kepada Peserta KuliahOnline yang
saat ini mengikuti esai ini? Apa yang ada di benak Saudara? Biasa sajakah? Atau
mau bertanya, siapa sekuriti ini yang dimaksud? Di mana pom bensinnya? Bisa kah
kita bertemu dengan orang aslinya? Berdoa saja. Sebab kenyataannya juga buat
saya tidak gampang menghadirkan testimoni aslinya. Semua orang punya prinsip
hidup yang berbeda. Di antara semua peserta KuliahOnline saja ada yang insya
Allah saya yakin mengalami keajaiban-keajaiban dalam hidup ini. Sebagiannya
memilih diam saja, dan sebagiannya lagi memilih menceritakan ini kepada satu
dua orang saja, dan hanya orang-orang tertentu saja yang memilih untuk
benar-benar terbuka untuk dicontoh. Dan memang bukan apa-apa, ketika sudah
dipublish, memang tidak gampang buat seseorang menempatkan dirinya untuk
menjadi contoh.
Yang lebih penting buat kita sekarang ini, bagaimana kemudian kisah ini
mengisnpirasikan kita semua untuk kemudian sama-sama mencontoh saja kisah ini.
Kita ngebut sengebut2nya menuju Allah.
"Dan pada sebagian malam bertahajjudlah dengannya sebagai tambahan
bagimu.Mudah- mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji". (Al
Isra': 79)
RAHASIA KEAJAIBAN SEDEKAH
Hari ini saya membuka friendster. Salah seorang sahabat mengirimkan sebuah
nasehat yang membuat hati tertegun dan mata ini berkaca-kaca. Ia mengirimkan
sebuah ’surat cinta’ dari Rasulullah saw. Isi suratnya sebagai berikut;
Rasulullah
SAW pernah berkata, bahwa setiap masuk pagi, ada dua malaikat mengajukan
permohonan mereka kepada Allah SWT. Malaikat pertama berdoa:”Ya Allah
berikanlah ganti bagi orang yang menginfaqkan hartanya”. Yang kedua berdoa:” Ya
Allah jadikanlah semakin tidak punya orang yang pelit terhadap hartanya.”
Berbicara
mengenai balasan dari Allah atas sedekah ataupun infaq yang telah kita
keluarkan, sungguh kita butuh keyakinan yang sempurna, bahwa Allah akan
mengganti dengan berlipat-lipat dari arah yang tak pernah kita sangka-sangka
sebelumnya. Bukankah Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya? Berikut ini
adalah sekelumit pengalaman yang mudah-mudahan bermanfaat buat ikhwah sekalian.
Alhamdulillah, saya sekeluarga sejak beberapa bulan
lalu belajar menguatkan keyakinan itu, bahwa Allah akan memberikan ganti yang
lebih baik bagi orang-orang yang menginfakkan hartanya. Dan dengan pengharapan
yang besar kepada Allah bahwa Dia pasti akan memenuhi janjinya tanpa menunggu
waktu yang lama. Saya dan istri juga mulai belajar merutinkan sedekah baik
dikala lapang dan sempit. Dengan nilai besar ataupun kecil, dengan jalan
menghadiahi orang tua atau saudara. Meski tidak seberapa namun kami belajar
untuk mengasah keikhlasan semata karena Allah. Dan dengan jalan menyisihkan infaq
untuk fii sabilillah. SubhanAllah, keyakinan itu semakin kuat. Dan
janji Allah demikian nampak jelas. Salah satunya adalah pada aksi solidaritas
Palestina untuk warga Ghaza yang lalu.
Saya
dan istri memang orang yang berpenghasilan utama dari gaji yang kami terima
setiap akhir bulan. Beberapa penghasilan dari usaha lain (memang sudah menjadi
komitmen) sementara tidak kami masukkan dalam penghasilan keluarga. Praktis
kami menghidupi diri dengan gaji bulanan tersebut. Maka, kejadian uang habis
sebelum jatuh tanggal menjadi hal yang lumrah dan biasa. Tapi kami tak berputus
asa, bahkan kami makin semangat untuk berinfaq sekaligus menguatkan keyakinan
terhadap janji-janji Allah.
Saat
aksi Palestina 27 Januari lalu, kondisi kantong keluarga memang sedang kurang
bersahabat. Baru 3 hari terima gaji, cuma tersisa beberapa rupiah saja. Bukan
karena dibelanjakan konsumtif, karena kebetulan bulan Januari itu saya
mengembangkan usaha yang terpaksa harus mengambil sebagian besar penghasilan
bulanan yang biasanya saya terima. Sebagian sisanya sudah pasti dibelanjakan
untuk mujahidah kecil kami, Safiya Salwa Syahidah, yang saat ini menginjak usia
10 bulan. Namun, atas dasar cinta dan empati kepada saudara seiman di Ghaza,
kami sekeluarga berangkat ke Monas dengan semua bekal maal yang masih
tersisa. Ada beberapa lembar uang kertas yang tersumpal dikantong celana.
Sayangnya hanya 2 lembar yang signifikan nilainya. Beberapa yang lain hanya
cukup untuk membeli makanan sederhana dan air minum untuk kami saat aksi siang
harinya, termasuk buat Salwa. Itu pun mungkin tidak cukup.
Namun,
saya sudah meniatkan untuk menginfaqkan 1 lembar dari 2 lembar yang cukup
berharga itu, (jika tak layak disebut SANGAT berharga). Istri awalnya sedikit
agak ragu, mengingat penghasilannya yang beberapa hari lagi keluar sudah
ter-pos-pos sedemikian rupa. Sementara untuk melewati satu bulan kedepan masih
sangat panjang. Sehingga sepeser dari uang yang tersisa menjadi sangat berarti.
Sampai saat aksi solidaritas
untuk Palestina itu lewat separuh jalan, istri masih berat hati. Namun bayang
wajah duka lara saudara-saudara di Ghaza membuat menitik air mata ini. Saya
coba terus meyakinkan istri, bahwa Allah pasti akan mengganti dengan yang jauh
lebih banyak. Apalagi mengeluarkan sedekah karena Allah di kala sempit. Allah
pasti tak akan membiarkan begitu saja hamba-Nya yang punya ar-rajaa’
dan al-hub kepada saudaranya seiman.
Aksi
itu sudah sampai dipenghujungnya, kami pun bersiap melangkah pulang seraya
menunggu bus umum yang menuju ke Kota Tangerang. Saya merogoh saku celana dan
seketika terhenyak, ternyata kami belum berinfak. Saya genggam beberapa lembar
uang kertas di tangan. Dan kutatap wajah istri untuk meminta persetujuannya
mengambil satu diantara 2 lembar uang yang sangat berharga itu, sebagaimana yang
dari awal sudah diniatkan. Sementara 1 lembar lagi kami pakai untuk ongkos naik
bus. Akhirnya, istripun mengangguk tanda setuju.
Saya
pun bersyukur. Karena ‘pasukan pengumpul’ infaq dari panitia aksi sudah sangat
jauh dari posisi kami, maka sembari meraih Salwa saya mendekati beberapa
panitia petugas medis Aksi yang kebetulan sedang berhenti beberapa puluh meter
di dekat kami. Setelah sejenak kami beri penjelasan bahwa kami terlupa belum
infaq, maka petugas medis bersedia menerima titipan tersebut dari kami. Salwa
yang menggenggam uang itu, dan itu pertama kali baginya berlatih untuk
berinfaq. Dalam hati, ucapan ‘bismillah’ saya kuatkan saat jemari mungil Salwa
melepaskan satu lembar uang berharga itu. Dan akhirnya kami pulang dengan hati
yang tentram, penuh syukur, dan berserah diri kepada Allah. Semoga sedikit dari
rizki yang kami infaqkan bisa memberi manfaat untuk anak-anak Ghaza yang
teraniaya dan tak mampu membeli susu.
Janji
Allah itu tak pernah meleset dan ingkar. Allah memenuhi janji-Nya dengan cara-caranya sendiri. Belum genap 24 jam
semenjak aksi itu, dari arah yang tak disangka-sangka, lewat tangan istri,
Allah SWT memberikan ganti sejumlah uang sama persis dengan nilai uang yang
kami infaqkan sehari sebelumnya. Saat istri menyampaikan kabar itu, mata saya
berkaca-kaca. “Subhanallah, Engkau Maha menepati janji ya Allah”. Hati saya
bergemuruh, bukan karena uang yang kami terima itu. Namun karena untuk yang
kesekian kalinya bagi kami, Allah memenuhi janji-Nya secepat kilat.
Tidak
sampai disitu, dari uang itu kami pun sepakat untuk menyedekahkan sebagiannya.
Subhanallah, 10 hari kemudian lewat tangan istri kembali, lewat jalan yang tak
disangka-sangka Allah menggantinya 7 kali lipat dari sebagian yang kami
infaqkan. Dengannya kami pun menyedekahkan sebagian lagi dari yang 7 kali lipat
itu, dan 2 hari berikutnya Allah yang Maha Kaya menggantinya 10 kali lipat dari
yang kami sedekahkan. Padahal biasanya kami hanya menerima penghasilan dari
gaji tetap bulanan saja yang tak ‘mungkin’ bertambah di tengah jalan.
Memang
Allah benar-benar mengganti sedekah hamba-Nya dengan berlipat-lipat keberkahan.
Bahkan di pagi ini, saya mendapatkan kabar gembira lewat telepon dari seorang
ikhwah yang bekerjasama mengelola sebuah usaha baru yang saya jalankan. Bahwa
usaha yang dibuka hari pertama dihari kemarin menunjukkan optimisme keuntungan
yang sangat menjanjikan. Alhamdulillah.
Terima
kasih yaa Rabbana, mudah-mudahan Engkau anugerahkan kepada kami dan
saudara-saudara kami rezeki yang melimpah lagi berkah. Agar kami bisa kembali
bersedekah (dengan lebih banyak) untuk saudara-saudara kami lainnya yang Engkau
uji dengan kekurangan harta dan ketakutan. Ya Allah, sayangi dan kasihilah
saudara-saudara kami di Ghaza dengan kuasa-Mu. Lindungi dan selamatkan mereka
dari orang-orang yang dzalim lagi aniaya.
Ya
Allah Dzat yang Maha Perkasa, kami beriman atas janji-janji-Mu. Dan semakin
kuat atas keyakinan kami, bahwa iman, ukhuwah, dan rezeki di tangan hamba-Mu
tak pernah Engkau sia-siakan. Engkau pasti bersama kami dengan keimanan kami,
dan Engkau pasti menjadi Penolong kami dengan persaudaraan kami. Tak ada nilai
yang kecil di sisi Engkau, ketika sedekah ini dibalut dengan keikhlasan dan
cinta atas nama-Mu.
KEAJAIBAN SEDEKAH (Yusuf Mansur)
Urusan sedekah adalah urusan hati
& keikhlasan setiap umat di dunia ini. Ada yang merasa bahwa setiap
harta/uang yang dia terima adalah milik sekaligus hak pribadinya & tidak
untuk siapa-siapa apalagi untuk dibagi-bagikan. Audzubillahmindzalik.., namun
ada banyak juga berpendapat bahwa setiap harta/uang yang diterimanya adalah
titipan Allah semata & wajib disedekahkan kepada yang berhak.
Bagi hamba Allah yang merasa bahwa
semua harta serta kedudukan adalah titipan, dengan jiwa yang besar & hati
yang tulus ikhlas akan mengeluarkan kewajibannya, walaupun apa yang dia cintai
dia korbankan, walaupun dalam keadaan tak punya apapun & terbelit
kemiskian, akan tetap rela memberikanya demi mendapat Ridlo Allah SWT.
Aku masih dalam taraf belajar
tentang keimanan apalagi soal sedekah, aku hanya ingin berbagi cerita betapa
Keajaiban Sedekah itu benar-benar ADA & Allah sungguh Maha Kaya &
Pemurah.
Minggu siang, tak seperti biasa aku
menyalakan TV, ketemulah salah satu TV Swasta yang menayangkan Acara Keajaiban
Sedekah, Tausyiah dibawakan oleh Ust. Yusuf Mansur dengan gaya bahasa
sederhana, mudah dipahami, dibumbuhi bahasa gaul ala betawi, mudah dicerna,
enak didengar & langsung masuk & mengena direlung hati yang dalam.
Kebetulan ada 2 Nara sumber yang dihadirkan dalam Acara tsb. mengupas betapa
Keajaiban Sedekah itu telah merubah hidupnya mengalami kesulitan & dengan
bersedekah Allah telah menggangkat semua kesulitan yang dialaminya dalam waktu
yang "takjub" bahkan Allah melipat gandakan bakhan berlipat-lipat
dari sedekah yang dikeluarkan. Sosok Bapak muda, Bpk. Drs. Mulyadi, MM, secara
ikhlas & penuh haru menceritakan bahwa saat itu beliau terlilit hutang
bermilyar-milyar, bahkan semua harta & rumah yang beliau miliki serta rumah
ibunya akan disita oleh pihak bank, belum lagi hutang-hutang & piutang yang
macet.
Jum’at sepulang mendengarkan
"vonis eksekusi" penentuan tanggal penyitaan rumah dari bank, beliau
begitu kalut, mobil BMW nya tersita, beliau praktis naik bus way yang dalam
hidupnya belum pernah merasakan naik bus way. Sehingga kalutnya akhirnya beliau
memutuskan turun & mampir ke Masjid Al-Azhar untuk berikhtikaf & secara
kebetulan saat itu sedang ada Tausyiah dari Ust. Yusuf Mansur mengulas tentang
Keajaiban Sedekah. Beliau masih belum percaya ada keajaiban sedekah, tapi
beliau penasaran ingin mengikuti tausyiah tsb. Ketika Ust. Yusuf Mansur
menghimbau jamaah untuk mensedekahkan apa yang dimiliki jamaah saat hadir di
masjid tsb. (apa saja untuk disumbangkan dengan hati ikhlas, Insya Allah, Allah
akan mengangkat segala kesulitan kita).
Satu-satunya harta yang beliau
miliki saat hadir, hanya jam tangan kesayangannya, jam tangan yang beliau
impikan untuk dimiliki sejak kecil. Jam Bulgary seharga US$ 300.00 dengan
ikhlas & maja terpejam beliau letakkan disurban yang telah disedikan oleh
Ust. Yusuf Mansur bagi para jamaah yang hadir untuk menyumbangkan apa saja yang
dibawa saat itu. "Kriiinggg..", telpon genggam Pak Mulyadi berdering
tak berapa lama setelah menyumbangkan jam tangan idamannya. Beliau masih belum
percaya adanya keajaiban sedekah walaupun rekanannya yang menelpon mengabarkan
bahwa proposal proyeknya telah disetujui. Beliau masih didalam masjid &
masih belum yakin akan keajaiban tsb. Sabtu, Minggu dilaluinya & rekanannya
telah mengabarkan bahwa nilai proposal proyeknya seharga 3 Milyar telah
disetujui tapi tetap belum yakin. "Hari Eksekusi" pun tiba, Senin.
Petugas bank yang beliau tunggu-tunggu ternyata belum datang juga. Dengan hati
galau beliau menerima telp petugas bank yang mengabarkan bahwa penyitaan
dibatalkan karena petugas bank mendengar bahwa proyek beliau disetujui.
Subhanallah…
"Betapa hati saya sungguh
terharu, ketika saya ke ATM, & terlihat direkening bank saya telah masuk
uang sebesar Rp. 3.000.000.000,-," begitu ucapan Pak Mulyadi dengan suara
agak parau terharu bahagia agak berkaca-kaca membagikan sharing Keajaiban
Sedekah dihadapan Jamaah di salah satu Masjid Tanah Abang Blok A & juga
dihadapan para pemirsa televise siang itu. Subhanallah..Allahu Akbar… Sekian
persen dari nilai tsb. telah disumbangkan ke Dewan Masjid Al-Azhar. Saya tertegun, terharu, merinding mendengar sharing beliau yang menurut Pak
Ust. Yusuf Mansur, bhw. Beliau adalah Ketua Dewan Masjid DKI (cmiiw),
jaditinggal menunggu jebolnya pipa pahala tsb. untuk terus mengalir. Ada banyak
saksi hidup yang mengalami kejaiban sedekah tsb., salah satunya adalah artis
penyanyi Ikang Fauzi yang kebetulan juga menjadi nara sumbernya. Betapa Bung
Ikang yang tadinya merasa bahwa buat apa bersedekah sudah capek-capek mencari
uang, itukhan hak saya, saya tabung. Namun setelah mendengar salah satu ceramah
ttg. Sedekah beliau mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bung Ikang
merasa, walaupun tetap menabung dibank tapi hidupnya tetap tidak berubah tanpa
bersedekah. Menabunglah untuk akherat & duniamu melalui sedekah.
Aku ada cerita lagi, 2 stories saja
ya yang saya dapat dari Ust. Yusuf Mansur yang berbagi cerita siang itu di TV.:
1. Seorang ibu A mengeluhkan anaknya sudah 5 bulan tidak bayar SPP, suatu hari
ibu tsb. mempunyai uang senilai lima puluh ribu, disampaikannya kabar gembira tsb.
ke anaknya bahwa besok kita akan melunasi uang SPP yang tertunggal sebanyak 5
bulan. Suatu pagi, rumahnya didatangi oleh seorang ibu B (tetangganya) yang
menangis tersedu-sedu & mengeluh bahwa anaknya belum bayar SPP selama 7
bulan, & bermaksud untuk pinjam. Dengan hati ikhlas ibu A memberikannya
uang lima puluh ribu tsb. ke Ibu B. Betapa tulus hati Ibu A tsb., tak berselang
lama Ibu A mendapat kabar bahwa anaknya mendapat bea siswa & dibebaskan
dari uang SPP…
2. Seorang Pemuda yang sudah sekian tahun belum juga mendapatkan pekerjaan,
kemudian dia nadzar "Bila suatu saat nanti mendapat pekerjaan, saya tidak
membutuhkan uangnya yang penting saya bekerja",begitu nadzarnya. Singkat
cerita, akhirnya mendapat panggilan kerja. "Tanpa CV & cukup KTP saja,
anda bisa langsung kerja, & tempat kerja anda bisa dilantai 1, 10, 8
diruang mana saja, anda kami terima sebagai office boy," begitu penjelasan
sang pewawancara. Satu bulan kemudian, pemuda tsb. gajian, dia ingat akan
janjinya bahwa dia tidak membutuhkan uang hanya pekerjaan saja. Dengan jiwa
besar, uang hasil keringatnya selama sebulan disumbangkan kepada kaum dhuafa.
Allah Maha Pemurah, Maha Pengasih. Pemuda yang bekerja sbg. Office boy tsb.
telah bergaji hampir 8juta-10juta perbulan, darimana? Ternyata Allah memberikan
pahala itu datangnya dari segala arah, salah satu contohnya, saat pemuda tsb.
disuruh beli mie ayam sipenyuruh memberikan uang 200rb, & kembaliannya
diberikan ke pemuda office boy tsb., & ada saja rejeki itu datang tak
disangka-sangka. Oppss…, time is up, waktuku habis nih, semoga sharingku bisa
menggugah untuk rajin bersedekah, aku pernah mendengar salah satu Tausyiah dari
Mbak Sasha (DT Jkt. Saat Tour DT ke Bandung) bahwa 3 permohonan doa dari
orang-orang yang meninggal dunia (dikutip dari La Tansa Book, buku terlaris di
Timor Tengah, cmiiw).
Ya Allah, seandainya aku diberi
kesempatan satu kali saja, aku akan melaksanakan Sholat Sunnah.
Ya Allah, seandainya aku diberi
kesempatan satu kali saja, aku akan terus mengucapkan Shalawat.
Ya Allah, seandainya aku diberi
kesempatan satu kali saja, aku akan terus melaksanakan SEDEKAH.
Betapa pentingnya sedekah, Hari ini
Bulan ini Bulan Suci Ramadhan, bulan penuh rahman, saat yang terbaikuntuk
berlomba-lomba memperbanyak sodaqah.., Insya Allah, Keajaiban Sedekah merubah
hidup kita..Amiin. Segala kesalahan & kekurangan datangnya dari saya yang
jauh dari kesempurnaan, & segala kebenaran hanyalah datangnya dari Allah..
’ASMAUL HUSNA
Allah memiliki 99
nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna. Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap umatnya.
Karena itu, jika nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan,
niscaya akan mempunyai pengaruh yang sangat besar.
Anjuran untuk
berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah:
“Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut
Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa
yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’rof Ayat 180).
Berikut ini saya
sertakan beberapa amalan Asma-Ul Husna yang berguna untuk membuka pintu rejeki
kita.
AL WAHHAABU
Artinya:
Dzat yang maha memberi, yaitu memberikan segalanya terhadap kebutuhan makhlukNya,
tanpa diminta sebelumnya Allah sudah menyediakannya.
Keutamaannya:
- Bisa menjauhkan dari kesempitan rejeki
- Bisa mendatangkan kemudahan.
Cara mengamalkan:
Barang siapa membaca “YAA WAHHAAB” sebanyak 23 kali berturut-turut sebagai
amalan rutin setiap selesai sholat fardlu atau setelah sholat Hajat 2 raka’at
sebanyak 800 kali, maka baginya akan dijauhkan dari kesempitan rejeki dan
diberikan kemudahan dalam segala urusannya.
AR ROZZAAQU
Artinya:
Dzat yang maha memberi rejeki, yaitu memberi rejeki untuk semua makhlukNya
untuk kebutuhan hidupnya. Dan Dia pula yang menentukan banyak dan sedikitnya
rejeki yang akan diberikan pada hamba-hambaNya.
Keutamaannya:
- Bisa memudahkan jalan rejeki
- Bisa memberikan keberuntungan
Cara mengamalkan:
Barang siapa membaca “YAA ROZZAAQ” sebanyak-banyaknya setiap hari seteah sholat
fardlu, maka ia akan dijauhkan dari kesempitan rejeki dan usahanya selalu
mendapat keuntungan yang berlimpah-limpah.
AL BAASITHU
Artinya:
Dzat yang maha melapangkan rejeki, yaitu memberikan kelapangan rejeki kepada
hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, sehingga banyak orang bodoh dapat hidup
kaya-raya, sebaliknya orang yang cerdik, pandai hidupnya miskin. Nah, demikian
itulah yang dinamakan “sudah menjadi suratan takdirNya”.
Keutamaan:
- Bisa memajukan usaha dalam perniagaan
- Bisa memberikan keuntungan
Cara mengamalkan:
Barang siapa membaca “YAA BAASITH” sebanyak-banyaknya sebagai amalan yang rutin
setelah sholat fardlu atau setelah sholat hajat membaca 300 kali, maka akan
dijamin usahanya dalam bidang perniagaan mendapat kemajuan yang pesat dan
selalu memperoleh keuntungan.
AL JALIILU
Artnya:
Dzat yang maha sempurna, yaitu Dia tidak mempunyai cacat dan kekurangan apapun
sebagaimana yang dialami makhukNya. Jadi kesempurnaan Allah itu meliputi segala-galanya.
Keutamaan:
- Bisa mempercepat kemajuan perdagangan
- Bisa menjauhkan dari kesulitan hidup
Cara mengamalkan:
Barang siapa membaca “YAA JALIIL” sebanyak 99 kali, sebagai amalan rutin setiap
hari setelah sholat tahajjud, maka bila dia seorang pedagang akan cepat maju,
bila seorang pegawai akan segera naik pangkat dan bila seorang petani akan
panen yang melimpah seta dijauhkan dari kesulitan hidup.
AL QOYYUUMU
Artinya:
Dzat yang maha berdiri sendiri, yaitu tidak berhajat kepada siapapun juga didalam
mengatur dan mengurus makhlukNya.
Keutamaan:
- Bisa melancarkan jelannya rejeki
- Bisa dicintai dan disegani semua orang
Cara mengamalkan:
Barang siapa membaca “YAA QOYYUUM” sebanyak 80 kali sebagai amalan rutin setiap
hari setelah sholat fardlu, maka baginya akan diberi jalan kelancaran rejeki
dan juga dicintai serta disegani oleh banyak orang.
AL AAKHIRU
Artinya:
Dzat yang maha akhir, yaitu Dia tidak ada masa berakhirnya sebagaimana yang
dialami hamba-hambaNya.
keutamaanya:
- Bisa memudahkan rejeki
- Bisa menjauhkan dari segala macam kesulitan hidup
Cara mengamalkan:
Barang siapa membaca “YAA AAKHIR” sebanyak 200 kali sebagai amalan rutin setiap
hari setelah sholat tahajjud, maka akan dimudahkan jalan rejekinya serta bisa
menjauhkan dari segala macam kesulitan hidup
AL QHONIYYU
Artinya:
Dzat yang maha kaya, yaitu Dia yang sangat kaya raya di atas segala-galanya,
sehingga kekayaanNya dapat mencukupi kebutuhan hamba-hambaNya.
Keutamaannya:
- Bisa memberikan kecukupan dalam kehidupan
- Dapat anugerah keberkahan rejeki yang didapat
Cara mengamalkan:
Barang siapa membaca “YAA GHONIYYU” sebanyak 400 kali sebagai amalan rutin
setiap hari setelah sholat fardlu, maka baginya akan diberi kecukupan didalam
kehidupannya dan setiap rejeki yang diperoleh akan membawa keberkahan.
AL MUGHNIY
Artinya:
Dzat yang maha memberi kekayaan, yaitu semua kekayaan yang dimiliki oleh
manusia itu adalah merupakan pemberian dari Allah SWT, tetapi kebayakan
manusianya sendiri yang tidak menyadari, sehingga ia menjadi pelit ketika dianjurkan
untuk membelanjakan hartanya di jalan Allah.
Keutamaannya:
- Bisa memudahkan apa yang dicita-citakan
- Bisa memperlancar jalannya rejeki
Cara mengamalkan:
Barang siapa membaca “YAA MUGHNIY” sebanyak 200 kali sebagai amalan yang rutin
setiap hari setelah sholat fardlu, atau dibaca pada tengah malam setelah sholat
Hajat, maka jalan rejekinya akan diberi kelancaran dan apa yang menjadi
cita-citanya akan mudah terlaksana.
Kesungguhan dalam
mengamalkan Asma-Ul Husna merupakan syarat yang mutlak diterimanya suatu
permohonan, selain itu dibutuhkan juga keyakinan dan kesabaran yang penuh.
Waktu terbaik untuk mengamalkan Asma-Ul Husna adalah tengah malam. Saat
sebagian besar manusia telah tidur terlelap, merupakan waktu terbaik dan
mustajab untuk memohon kepada Allah SWT. Semoga bermanfaat
Ini kisah nyata
yang dialami teman bekas guru SMA saya beberapa tahun yang lalu. Kisah ini
berhubungan dengan sedekah yang dilakukan dengan keiklasan luar biasa. Bagi
saya terdengar agak ganjil dan mustahil, tapi memang itulah kenyataannya.
Sepasang suami istri yang menyedekahkan hampir semua hartanya di jalan Allah,
kemudian hidup mereka dipasrahkan pada Allah.
Pertama kali mendengar cerita ini, saya kurang
percaya, tetapi melihat siapa yang menceritakan saya sangat mempercayai
kebenaran cerita ini. Sayang sekali sewaktu saya dan bekas guru SMA saya akan
mampir ke rumah pengusaha ini, sang pengusaha sedang keluar rumah.
Kisah ini sebenarnya diawali kegundahan
sepasang suami istri akan kebahagiaan yang mereka dapatkan dari harta yang
dimiliki. Mereka seakan tidak merasa bahagia walaupun hartanya berlimpah. Bagi
mereka, yang terpenting adalah ketenangan hidup. Akhirnya suami istri ini
mengambil keputusan yang tergolong nekat. Mereka memberikan hampir semua
hartanya untuk mereka sedekahkan di jalan Allah. Hanya satu tujuan mereka;
ingin hidup tenang dan tidak terbelenggu dengan nikmat sementara duniawi. Mobil dan beberapa harta berharga lain mereka jual dan mereka sedekahkan.
Mereka tidak takut akan kelaparan, karena mereka yakin Allah pasti akan
menolong dan memberikan jalan terbaik bagi mereka.
Allahu Akbar! Bukan
kesengsaraan yang mereka dapatkan akibat membuang hampir semua harta mereka
demi ingin memulai hidup sederhana itu, tetapi kekayaan suami istri ini malahan
berlipat-lipat tak terhingga. Kini mereka mempunyai dua perusahaan besar,
seakan-akan perusahaan yang dulu dijual untuk disedekahkan malahan diganti 2
perusahaan yang jauh lebih besar dan sangat terkenal oleh Allah. Kini mereka
sangat bahagia dengan kekayaan yang mereka miliki. Lebih dahsyat lagi, sepasang
suami istri ini ingin memulai lagi seperti yang mereka lakukan beberapa tahun
yang lalu. Mereka akan menyedekahkan dua perusahaan itu, bukan imbalan Allah
yang mereka harapkan, tapi perasaan sangat dekat dengan Allah dan merasa
diperhatikan dan disayang Allah itulah yang tidak bisa digambarkan oleh mereka
saat melakukan cara ini.
Sebenarnya langkah
yang dilakukan oleh sepasang suami istri ini adalah langkah logis, cuma belum
banyak orang yang berani melakukannya. Tentang sedekah Allah bahkan menjanjikan
langsung akan melipat gandakan beberapa kali lipat jika manusia melakukannya
dengan ikhlas hanya untuk Allah semata. Bahkan balasan atau pahala dari sedekah
akan lebih berlipat-lipat lagi jika dilakukan untuk keperluan berjuang di jalan
Allah. Semoga kisah di atas bisa membuka mata hati
kita akan kekuatan sedekah. Sedekah seperti bernafas, kita harus mengeluarkan
nafas kotor banyak untuk bisa menghirup udara bersih banyak pula. Jika mengeluarkan nafas
kotor sedikit, akan sedikit pula udara bersih yang bisa kita hirup.